Sejarah MOTO GP


Halllo Selamat Pagi....It's beautiful day huh !...walau di sini agak mendung  tapi harus tetep semangat beraktifitas ya...

Senbelum bergumul dengan aktifitas kantor yang 'Riweuh Teu Puguh'..saya sempatin buat posting dulu ya !.

Ada yang setia mengikuti Gelaran Moto GP tiap tahun ? Pasti banyak ya, baik karena memang seorang pecinta motor atau penikmat adu kecepatan atau pun yang hanya ikut-ikutan nonton saja memang gelaran Kasta tertinggi  Balap Motor di dunia ini banyak menyedot perhatian masyarakat dunia.


Semenjak umur saya 5 Tahun saya sudah terbiasa dengan motor,waktu itu saya dibuatkan motor mini dari mesin potong rumput oleh papa saya...semenjak saat itu saya merasa tidak bisa lepas dari motor.
balok lagi ke topik bahasan kita, saya akan mencoba menceritakan sejarah dari Moto GP yang saya rangkum dari berbagai sumber, Here They are....

Lomba adu kebut motor sudah dikenal  sejak tahun 1900. Kala itu dikelola oleh FICM (Federation Internationale Des Clubs Motocyclistes) disebut sebagai kakek buyutnya FIM saat ini. Lomba dominan dilakukan dieropa karena perkembangan tehnologi khususnya motor belum begitu mendunia pada masa itu. FICM yang dibentuk pada tahun 1938 mengumumkan sebuah kejuaraan balap motor dieropa. Tapi rencana tersebut tidak berjalan mulus dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah perang usai baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti kompetisi sudah mulai merambah ke tingkat internasional. Kejuaraan Motogp akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949, dibagi 4 kelas yaitu kelas utama 500cc, 350cc, 250cc dan 125cc.

 
Tercatat gelaran motogp juara dunia pertama kali dimenangkan oleh Leslie Graham tergabung dalam AJS Porcupine team(500cc), Freddie frith pada Velocette team (350cc), Bruno Ruffo pada Moto guzzi team (250cc) dan Nello Pagani pada Mondial team (125cc). Dekade itu manufaktur Italia, Mondial dan Moto Guzzi bersama Gilera dan MV Agusta mendominasi perlombaan Motogp. Puncaknya adalah sekitar tahun 1950an MV Agusta tidak tanggung-tanggung mereka menyapu bersih 4 kelas berbeda dalam 3 musim berturut-turut (1958-1960). Dan selama 17 tahun dominasinya di 500cc tidak pernah terpecahkan sebagai pabrikan yang bisa memenangkan kelas para raja itu secara berkesinambungan sejak tahun 1958 – 1974 hingga akhirnya pelan-pelan mahkota itu digerogoti oleh pabrikan Jepang yang mulai exist setelah perang dunia II. Motor-motor Jepang mulai booming ditahun 1960. Lewat tiga merk kala itu Honda, Suzuki dan Yamaha meneror pabrikan Italia disemua kelas 125cc, 250cc dan 500cc (1960an). Untuk rider, akhir 1960  munculah sebuah nama  yg cukup menonjol krn prestasinya yaitu Giacomo Agostini. tahun 1960 adalah tahun bersejarah buat Giacomo Agostini. Tahun itulah dia mulai mengukir namanya dalam sejarah Motogp. Giacomo  Agostini adalah rider tersukses sepanjang masa (hanya Valentino Rossi yang mendekati rekornya). Masa keemasannya ketika dia menunggangi MV-Agusta (1968). Karena semakin mahalnya biaya memaksa pabrikan Jepang menarik diri ikut Motogp dan hanya Yamaha yang tersisa kala itu. Hingga awal 1970an baru mereka kembali bergabung. Pada periode itu gelar juara dunia diperebutkan oleh pabrikan eropa (Bultaco, Kreidler, Morbidelli, dan MV Agusta) Amerika (Harley Davidson) dan Jepang (Yamaha, Honda, Kawasaki). Dominasi MV Agusta sudah sedikit terganggu oleh motor-motor dari Jepang. Setelah hampir 12thn istirahat Honda kembali dikancah Motogp (pertengahan 1970) dan pada sekitar tahun 1983 mereka mengganti filosofi dari mesin 4tak berganti mesin 2tak (V3 500) lebih terkenal dengan NS500. NS500 sukses mengantarkan Honda menjadi juara dunia untuk pertama kalinya joint dimotogp  lewat rider Freddie Spencer. Tahun 1980-1990 adalah tahun dimana pabrikan Jepang sangat mendominasi. Pada tahun itulah kualitas motor racing masuk pada tahap tehnologi modern dengan tingkat persaingan sangat ketat. Pertarungan antar merk yaitu yamaha, Honda dan Suzuki menghasilkan duel-duel klasik yang sangat menarik. Tercatat Eddie Lawson, Randy Mamola, Freddie Spencer, Wayne Rainey, dan Kevin Schwantz adalah rider-rider brilian pada masa itu. Generasi tahun 1990 keatas 500cc didominasi oleh Michael Dohan dengan NSR 500. Doohan berhasil menorehkan record 5 kali juara dunia hingga cedera memaksa dia harus pensiun dini dari kancah Motogp (1999).

 
Setelah gaung rider Italia meredup  pasca Agostini pada tahun 1997 muncul Valentino Rossi. Rossi adalah rider juara dunia penutup diseri 500cc 2tak sebelum mesin diganti menjadi 4tak 990cc. Pada jenjang perjalanannya mesin 990cc dirasa terlalu kencang sehingga pihak FIM mengeluarkan regulasi baru untuk memangkas tingkat kecepatan dengan tujuan safety (berdasarkan pengalaman meninggalnya Daijaro kato pada april 2003). So efektif tahun 2007 mesin Motogp dilakukan downgrade lagi menjadi 800cc hingga sekarang. Analisa para petinggi FIM ternyata salah, karena mesin 800cc ternyata tidak lebih pelan dari mesin 990 (Kemajuan teknologi) khususnya dalam melahap tikungan sehingga wacana kuat sedang digodok untuk mengembalikan adu kebut motor kelas premium ini kembali ke 990cc pada tahun 2012 Sampai saat ini.



Kesuksesan Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.
FIM (Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari sebuah kejuaraan balap motor.
Dorna adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA (International Road racing Team Association), anggota organisasi ini terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA (Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain yang tergabung di komisi Grand Prix..Anmun sampai saat ini tercatat hanya beberapa Pabrikan yang masih mengikuti Gelaran Ini yaitu,Honda,Yamaha,Ducati,Suzuki,dan Aprilia...Setelah Kawasaki memutuskan untuk hengkang.

 Terdapat penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia, apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang, ataupun kejuaraan Eropa.

Para pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino Rossi,Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen. Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2 tak 500 cc yang boleh digunakan,

Dalam Moto GP terdapat Regulasi yang mengatur mengenai Pembalap,Spesifikasi mesin dan komponen Motor,Diantaranya Sebagai berikut : 

Spesifikasi mesin


  • Konfigurasi: V4, V-twin, atau 4-silinder (Kelas MotoGP), 4-silinder (Kelas Moto2), 1-silinder (Kelas Moto3)
  • Kapasitas: 1000 cc (Kelas MotoGP), 600 cc (kelas Moto 2), 250 cc (kelas Moto3).
  • Katup: 16-katup (Untuk semua kelas),
  • Kerja katup: DOHC, 4-katup per silinder (Untuk semua kelas) .
  • Bahan bakar: Tanpa timbal (tidak ada bahan bakar kontrol), 100 oktan.
  • Pasokan bahan bakar: Injeksi bahan bakar.
  • Aspirasi: Aspirasi normal.
  • Kekuatan: Kira - kira 250 atau 225 dk.
  • Pelumasan: Basah.
  • Maksimum/minimum putaran mesin: 17500 - 18000 Rotasi per menit.
  • Pendingin: Pompa air tunggal.

Perubahan regulasi terbaru


  • Pada tahun 2002, kelas 500 cc digantikan menjadi MotoGP, kapasitas motor yaitu 990 cc.

  • Pada tahun 2005, sebuah peraturan baru untuk MotoGP telah diberlakukan yaitu flag-to-flag. Sebelumnya, jika sebuah balapan dimulai dengan start dalam kondisi sirkuit kering dan hujan turun, pembalap terdepan dapat mengangkat tangan untuk menghentikan lomba, demikian juga dengan para ofisial mengibarkan bendera merah untuk menghentikan balapan, kemudian balapan dimulai lagi dengan menggunakan ban basah. Sekarang jika hujan turun saat balapan tidak ada lagi bendera merah, para pembalap langsung menuju pit untuk mengganti ban sesuai kebijakan tim.

  • Pada tahun 2007, kelas MotoGP diturunkan kapasitas mesinnya, menjadi 800 cc.

  • Pada tahun 2010, kelas MotoGP diberlakukan pembatasan mesin 6 mesin untuk 1 musim.

  • Pada tahun 2010, kelas 250 cc digantikan oleh kelas Moto2 dengan basis mesin Honda CBR600RR dan sasis prototipe.

  • Pada tahun 2012, kelas MotoGP dinaikkan kapasitas mesinnya, menjadi 1.000 cc.

  • Pada tahun 2012, kelas MotoGP diberlakukan regulasi CRT (Claiming Rule Team) yang memperbolehkan Tim (Kecuali Team Pabrikan) memakai mesin motor massal 1.000 cc disasis prototipe.

  • Pada tahun 2012, kelas 125 cc digantikan oleh kelas Moto3 dengan mesin 250 cc.

  • Pada tahun 2013, Kelas CRT di MotoGP diganti menjadi O[en Class dan diterapkan sistem kualifikasi Knockout.
 
 Dan berikut adalah Regulasi terbaru tahun 2015 - 2016


Kelas MotoGP, Efektif untuk musim 2016

Peraturan Teknis
 

– Jumlah mesin yang dapat digunakan dalam satu musim hingga 20 race adalah tujuh, dengan spesifikasi beku.
– Berat minimum untuk kendaraan(motor) adalah 157 kg.
– Kapasitas tangki bahan bakar maksimum adalah 22 liter.

Mengenai perangkat lunak(software) terpadu yang akan digunakan pada tahun 2016, keputusannya adalah sebagai berikut:
a). Strategi dari software terpadu 2016 akan didasarkan pada versi saat ini, (versi awal musim 2015), software open class.
b). Mulai dari 1 Juli 2015 dan hingga akhir musim 2016, jika perubahan perangkat lunak terpadu disetujui secara bulat oleh Ducati, Honda dan Yamaha, maka pihak yang berwenang(organizer) harus mengadopsi modifikasi ini, namun biaya menjadi tanggung jawab produsen.
c). Sebaliknya, selama periode yang sama seperti di atas, jika pihak yang berwenang(organizer)  ingin membuat perubahan ke perangkat lunak terpadu, perubahan ini harus disetujui dengan suara bulat oleh Ducati, Honda dan Yamaha; jika tidak maka pihak yang berwenang(organizer) tidak dapat memperbarui perangkat lunak.
Konsesi – Kelas MotoGP
Semua konsesi yang diberikan kepada Produsen kelas MotoGP yang belum memenangkan perlombaan dalam kondisi kering pada tahun 2013, 2014 atau 2015 akan terus berlaku. Namun kriteria untuk kehilangan konsesi telah didefinisikan ulang dan akan didasarkan pada “Konsesi Points” dihitung sebagai berikut:

Tempat pertama: 3 poin konsesi
Tempat kedua: 2 poin konsesi
Tempat ketiga: 1 poin konsesi

Pengaruh ini akan menjadi:
– Pada tahun 2015 produsen yang mencapai tiga poin Konsesi dalam balapan kering harus segera mengurangi kapasitas tangki bahan bakar dari 24 liter menjadi 22 liter.
(Catatan: kriteria untuk kehilangan konsesi mengenai penggunaan ban open class dan pengujian dengan pengendara kontrak , tetap di tiga kemenangan balapan dalam kondisi kering).
– Pada 2016 produsen yang mencapai enam poin konsesi dalam kondisi kering atau basah akan segera kehilangan hak untuk menguji dengan pengendara kontrak dan akan kehilangan semua konsesi efektif dimulai dari musim berikutnya.
Namun, dengan efek dari musim 2016, setiap produsen tanpa poin konsesi, (tanpa podium), akan mendapatkan keuntungan dari paket lengkap konsesi di musim berikutnya.

Efektif berlaku 2015, Regulasi olahraga:
Selanjutnya keputusan yang dibuat pada pertemuan sebelumnya, mengenai prosedur yang akan diadopsi jika ada perubahan kondisi cuaca: Di kelas Moto3 dan Moto2, ketika perubahan kondisi mengarah ke prosedur start tertunda, jarak lomba akan dikurangi menjadi 2/3 dari jarak race asli.(GPM2/Sumber:MotoGP)


Dalam MOto Gp tidak hanya ada tim pabrikan saja,berikut penjelasn nya.
Perbedaan Tim Factory Class dan Open class
Pada Musim 2014 ini Kategori Claiming Rule Team (CRT) sudah dihilangkan. Setiap Tim baik itu tim Pabrikan maupun satelit hanya memiliki dua Opsi Kategori Yakni Factory Class dan Open Class. So Bisa saja bentuk opsinya menjadi : Factory Team-Factory Class (Repsol Honda, Yamaha Factory Racing) , Factory team-Open Class (belum ada contoh) , Satelite Team-Factory Class ( Yamaha Tech3), Satelite Team-OpenClass ( Aspar Honda) , dan Bahkan Private team-Open Class (NGM Forward Team) . . . jadi gimana bedanya?
Oke antara Factory dan OPen Class apa aja bedanya dari segi teknis..
di antaranya..

" Tim Factory Class Mesinnya banyak Disegel, Tim Open Class, lebih sedikit Segel Nya "
pasal 2.4.3.1.4. Pada Kelas motoGP dimensi Bore dan Stroke piston untuk mesin 2012, 2013, 2014 adalah FIxed (tetap) Setiap Pabrikan musti lapor dimensi Piston musim 2012 ke Tecnical Director FIM. Namun Untuk Tim Yang memilih Opsi Open category Tidak terkena regulasi ini, jadi lebih bebas namun tetap harus masuk dalam peraturan umum yakni Up to 1000cc. 4-stroke only, maximum 4 cylinders, maximum cylinder bore 81mm . . .
pasal 2.4.3.1.5. Siapapun Team yang memilih opsi Factory Class harus mengikuti peraturan Homologasi Mesin Factory seperti : Melakukan Tindakan “sealed” ( penguncian/penyegelan) beberapa Part seperti yang tercantum di pasal 2.4.3.3.3 yakni :
sistem timing klep gak boleh di akses (artinya the head cover musti di segel kabel dengan the cylinder head)
rantai timing gak boleh diakses (artinya penutup gear train/ chain disegel dengan kabel sehingga gak bisa di buka ),
cylinder head dan cylinders block (jika ada) gak boleh dipindah dari mesin (artinya kepala silinder disegel kabel ke silinder blok dan blok silinder disegel kabel ke crankcase mesin),
crankcase Gak boleh dibuka (pertengahan crankcase di segel kabel ).

Semua Part yang dapat dijangkau dan tidak merusak/melepas segel kabel security boleh diganti. Merusak/mengganti kabel segel tanpa supervisi dari Technical director atau staffnya dapat diartikan sebagai “engine Rebuilding” dan mesin dengan segel sekurity yang rusak, Hilang akan di anggap sebagai mesin baru
seperti yang tercantum dalam pasal 2.4.3.3.7.f . . . Segel hanya Boleh dibuka dengan catatatan :
tim masuk dalam kategori Open Class
penggantian girbox (misalnya saja kasus pengaplikasian seamless Gearbox Yamaha tahun kemarin
dalam supervisi technical Drector

pasal 2.4.3.1.5.f : tim dengan pilihan opsi Open Class nggak terkungkung oleh Peraturan segel segelan homologasi seperti di pasal 2.4.3.1.5 . . . sekali lagi . . .lebih mudah dan lebih leluasa...
" Tim Factory Class Mesinnya Lebih sedikit dibanding Tim Open Class "
pasal 2.4.3.3.1.a : a) Pembalap dengan opsi factory hanya di batasi penggunaan mesin sebanyak 5 mesin per musim dan semuanya harus masuk dalam peraturan homologasi seperti pada pasar pasal 2.4.3.1.5 semua part mesin yang di segel boleh dibilang dibekukan (freezed) dari proses pengembangan
pasal 2.4.3.3.1.b : a) Pembalap Baru(pabrikan baru) dengan opsi factory ( contohnya seperti Suzuki) hanya di batasi penggunaan mesin sebanyak 9 mesin per musim dan semuanya Tidak harus masuk dalam peraturan homologasi seperti pada pasar pasal 2.4.3.1.5 pada tahun pertamanya.
pasal 2.4.3.3.1 : semua Pembalap (selain yang masuk dalam kategoi Factory Class) di batasi penggunaan mesin sebanyak 12 mesin per musim . . . artinya Open Class dapet 12 mesin
" Tim Open Class Elektroniknya Lebih Dikontrol dibanding Tim Factory Class "
pasal 2.4.3.5.3 a : Tim yang memilih Open Class Harus mengunakan The full Official MotoGP ECU Kityang terdiri dari :
• Official MotoGP ECU, termasuk internal datalogger.
• Official MotoGP engine and chassis control software.
• Calibration and datalogging tools.
• Inertial platform.
• Dashboard.
• Switchboard.

pasal 2.4.3.5.3 a : Tim yang memilih Open Class gak boleh pakai Dataloggers tambahan (dliluar datalogger official MotoGP)
pasal 2.4.3.5.4 c : Tim yang memilih Factory Class tetap mengguakan ECU Official MotoGP, tapi boleh menggunakan uncontrolled software untuk management mesin dan sasis yang bisa di edit menggunakan bahasa pemrograman C atau Matlap/simulink.
" Tim Open Class Bensinnya lebih banyak dibanding Tim Factory Class "
pasal 2.4.4.4.5 c : Kapsitas maksimum tangki bahan bakar untuk tim/rider open Class adalah 24 liter. sedangkan untuk rider Yang masuk ke opsi Factory Class ( 2.4.3.5.4) maksimum tangki bahan bakar nya adalah 20 liter
" Tim Open Class Dapat Ban Belakang Yang lebih Soft Compound dibanding Tim Factory Class "
pasal 2.4.4.9.3 A : . . . Dipasal ini dijelaskan bahwa spesifikasi ban dapat berbeda bagi kelas yang berbeda, dalam hal ini spesifikasi ban untuk factory Class akan berbeda dengan Open Class. Dan ini memang terbukti, dimana saat test Sepang 1 kemarin, tim/rider dengan Opsi Open Class menggunakan ban belakang dengan Compound yang lebih lunak, which is lebih ngegrip . . . no wonder Aleix espargaro bisa sebegitu kenceng hehehe . . .
buat yang pengen lebih jelas silahkan download dan pehatikan di laman web FIM berikut
Dari sini lah terlihat bedanya Honda dan Yamaha dalam menyikapi perubahan dan perbedaan Open Class dan Factory Class . . . Yamaha Jeli, karena tidak ada statement bahwa Openclass harus menggunakan mesin yang berbeda dengan Factory Class, maka NGM Forward team dipinjaminya mesin M1 Plus sekalian suspensi dan sasisnya . . . sedangkan Honda yang emang dari dulu gayanya selalu menciptakan dan menciptakan, mereka Buat RCV1000 yang secarra material Per klepnya nggak sehebat dan sefleksibel dari perklep mesin mesin factory . . . ya kalo per klepnya begitu, sampai kapan pun nggak bakalan bisa ngejar Motor motor dengan spek klep Factory . . .

 Sebagai gelaran Balap Motor tertua di dunia tentu saja bukan hanya torehan kemenangan manis sejarah kemenangna rider dan pabrikan,namun resiko kematian rider karena kecelakaan memiliki potensi besar terjadi pada setiap rider,baik karena faktor human eror,motor,ataupun sirkuit..tercatat sudah ada 48 rider yang tewas sepanjang gelaran ini.
dan berikut adalah daftar Rider yang tewas saat Gelaran ajang moto GP mulai tahun 1949  :
  1. 1949 Ben Drinkwater (GBR) GP Isle of Man
  2. 1950 David Whitworth (GBR) GP Spa Francorchamps
  3. 1951 Dario Ambrosini (ITA) GP Albi
  4. 1951 Gianni Leoni (ITA) Ulster GP
  5. 1951 Sante Geminiani (ITA) Ulster GP
  6. 1952 Dave Bennett (GBR) GP Bern
  7. 1953 Leslie Graham (GBR) GP Isle of Man
  8. 1954 Rupert Hollaus (AUT) GP Monza Practice
  9. 1954 Dennis Lashmar (GBR) GP Solitude
  10. 1956 Derek Ennett (GBR) Ulster GP
  11. 1957 Charlie Salt (GBR) GP Isle of Man
  12. 1957 Roberto Colombo (ITA) GP Spa Francorchamps
  13. 1960 Bob Brown (AUS) GP Solitude
  14. 1960 Peter Febrache (GBR) GP Assen
  15. 1961 Ron Miles (AUS) GP Dundrod
  16. 1963 Marcellin Herranz (FRA) GP Charade
  17. 1964 Vernon Cottle (GBR) GP Imatra
  18. 1965 Ramón Torras (SPA) GP Barcelona
  19. 1969 Bill Ivy (GBR) GP Sachsenring
  20. 1970 Robin Fitton (GBR) GP Nürburgring
  21. 1971 Christian Ravel (FRA) GP Spa Francorchamps
  22. 1971 Angelo Bergamonti (ITA) GP Riccione
  23. 1971 Günter Bartusch (GDR) GP Sachsenring
  24. 1973 Renzo Pasolini (ITA) GP Monza
  25. 1973 Jarno Saarinen (FIN) GP Monza
  26. 1974 Billie Nelson (GBR) GP Opatija
  27. 1975 Rolf Thiele (BRD) GP Assen
  28. 1976 Otello Buscherini (ITA) GP Mugello
  29. 1976 Paolo Tordi (ITA) GP Mugello
  30. 1977 Ulrich Graf (SUI) GP Opatija
  31. 1977 Giovanni Zigiotto (ITA) GP Opatija
  32. 1977 Hans Stadelmann (SUI) GP Salzburgring
  33. 1977 Piers Forester (GBR) Brands Hatch Powerbike International
  34. 1980 Patrick Pons (FRA) GP Silverstone
  35. 1981 Michel Rougerie (FRA) GP Yugoslavia
  36. 1981 Sauro Pazzaglia (ITA) GP Imola
  37. 1981 Alain Beraud (FRA) GP Brno
  38. 1983 Michel Frutschi (SUI) GP Le Mans
  39. 1983 Rolf Rüttimann (SUI) GP Rijeka
  40. 1983 Norman Brown (NIR) GP Silverstone
  41. 1983 Peter Huber (SUI) GP Silverstone
  42. 1984 Kevin Wrettom (ENG) GP Spa-Francorchamps
  43. 1989 Iván Palazzese (VEN) GP Hockenheim (2January 1962 – 28 May  1989)
  44. 1993 Nobuyuki Wakai (JPN) GP Jeréz (25 July 1967 – 1 May 1993)
  45. 2003 Daijiro Kato (JPN) GP Suzuka (4 July 1976 – 20 April  2003)
  46. 2010 Shoya Tomizawa (JPN) GP Misano, Moto2 (10Dec 1990 – 5 Sept 2010)
  47. 2010 Peter Lenz (USA) GP Indianapolis, 125 cc (30 May 1997 – 29 August 2010)
  48. 2011 Marco Simoncelli (ITA) GP Sepang,800cc (20 Jan 1987 – 23 Oct 2011 
 
 

Selain Moto GP,Ada beberapa lagi ajang balap dunia  yang masih digelar seperti  WBSK & TT Island..Nanti akan saya jelaskan di posting yang selanjutnya.
Terima kasih & Semoga Bermanfaat.


~Yogi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pabrikan Motor BSA

Lagu Yang Menginspirasi !. (Part 1)

Sejarah Pabrikan Motor Norton